Jumat, 10 Desember 2010

Rumah Mungil yang Sehat ala Desainer

Setiap insan mendambakan rumah yang sehat, baik fisiknya maupun psikis. Masalah keterbatasan lahan terutama di perkotaan membuat rumah yang dibangun tidak seluas rumah-rumah yang dibangun di masa lampau, dimana harga tanah masih terjangkau. Namun, memiliki rumah mungil tak lantas menjadikan keterbatasan dalam segala hal termasuk hal kesehatan. Anda yang tinggal di townhouse atau pun di perumnas dapat memiliki rumah mungil yang sehat, koq!


Menyiasati Rumah Mungil Agar Tetap Sehat
Simak TIPS berikut yang dapat menciptakan rumah mungil yang sehat ala desainer:
• Manfaatkan pencahayaan alami. Usahakan membuat bukaan jendela yang lebar terutama pada arah yang terkena sinar matahari pagi. Segarnya udara di pagi hari tentunya menyehatkan seluruh penghuni rumah! Selain itu, sinar matahari dapat membunuh bakteri dalam rumah.
• Usahakan terdapat bukaan jendela pada tiap ruang agar sinar matahari dapat masuk hingga ke sudut-sudut ruang. Jika ingin membuat skylight pada plafond, usahakan sinar matahari yang masuk secukupnya. Jika terlalu panas malah akan menyilaukan dan membuat pening penghuni rumah yang berada di bawahnya
• Manfaatkan pula penghawaan alami. Bukaan jendela dan ventilasi yang cukup akan membuat udara segar dari luar dapat masuk ka dalam rumah. Usahakan tinggi plafond minimal dua kali tinggi penghuninya, dengan demikian sirkulasi udara di dalam rumah pun lancar. Selain itu, tentunya penggunaan penghawaan buatan yang meakan energy listrik dapat dikurangi.
• Jika halaman yang dimiliki tak luas, beri beberapa tanaman dalam pot di teras rumah. Selain memperindah, tanaman tersebut juga menambah udara segar di pagi hari. Lebih baik lagi jika tanaman tersebut produktif, sehingga dapat digunakan pula untuk kebutuhan sehari-hari.
• Pilih furniture multifungsi yang kompak sehingga rumah mungil tak terasa semakin sumpek dengan banyaknya macam perabot dalam rumah.
• Jangan terlalu banyak sekat dalam ruang. Lebih baik gunakan tirai sebagai pembatas ruang, yang mana lebih fleksibel. Sehingga rumah mungil tetap memiliki konsep tata ruang terbuka namun dapat terjaga privasinya tatkala diperlukan.
• Usahakan meletakkan dapur dekat dengan pintu belakang atau pintu samping. Selain untuk membuat sirkulasi udara yang lancar saat memasak, juga memudahkan dalam membuang sampah. Membuang sampah rumah tangga dapat langsung keluar tanpa harus melewati area depan rumah. Mungkin saja kan kotoran jatuh atau cairan busuk menetes?
• Pisahkan sampah kering dan basah. Sampah kering dapat ditumpuk untuk sementara waktu dan tak akan membusuk atau menyebabkan penyakit. Akan tetapi, sampah basah sebaiknya dikeluarkan dari dalam rumah setiap hari untuk menghindari penyebaran penyakit. Pastikan penampungan sampah di luar rumah tertutup dan gampang dibersihkan.
• Letakkan kamar mandi di bagian samping atau belakang rumah dengan dinding yang langsung berhubungan dengan luar. Hal ini untuk menghindari udara lembab yang kurang menyehatkan bagi penghuni rumah.
• Buatlah sumur air yang jauh dengan septic tank, minimal 3m. hal itu untuk menghindari merembesnya air kotor ke dalam sumur.
• Selain itu, perhatikan pula masalah ketersediaan air bersih. Buat penampungan air bersih tertutup yang memadai keperluan sehari-hari. Sebaiknya hindari membuat bak mandi yang besar, selain harus sering-sering mengurasnya, bak terbuka tersebut memungkinkan jentik-jentik nyamuk berkembang.
• Gunakan material bangunan dan bahan pelapisnya yang ramah lingkungan.

Dapatkan inspirasi lainnya dalam menata rumah mungil yang sehat di situs www.ideaonline.co.id
Artikel ini diikutsertakan dalam lomba yang diselenggarakan oleh ideaonline.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar